Thursday, May 03, 2007

Pray for us, Please!

Setelah sekian lama menabung sedikit demi sedikit, setelah sekian lama hidup nomaden dari satu tempat ke tempat lain, dari satu negara ke negara lain, akhirnya kami bisa juga memiliki sejumlah uang untuk membeli sebidang tanah dan rumah. Walaupun kecil, walaupun masih harus dicicil, tapi besar harapan rumah itu akan jadi istana kami yang pertama (kalau tidak selamanya). Setelah berminggu-minggu merancang dan mengatur tata letak ruang, akhirnya minggu lalu peletakan batu pondasi rumah kami dilakukan.

Malangnya, ternyata hidup di negara menyedihkan ini tidak semudah itu. Tadi siang, calon rumah kami yang terletak dalam satu cluster kecil bersama 9 rumah lainnya didatangi petugas kamtip. Tanpa ba bi bu lagi, mereka langsung mengobrak abrik pondasi rumah yang sudah siap di-cor dan ditinggikan itu. Calon rumah yang letaknya persis di sebelah kami juga mengalami hal sama, pondasi yang baru berumur 3 hari itu habis diratakan dengan tanah. Yang lebih malang, rumah calon tetangga depan rumah kami yang baru selesai dibangun dan rencananya akan ditinggali pemiliknya minggu depan harus pasrah digempur palu raksasa tanpa belas kasihan. Kabarnya, rumah yang disebelahnya yg juga baru selesai akan mengalami nasib yang sama. Penyebabnya? IMB yg katanya gak ada dan sepertinya hanya bisa dimiliki orang yang punya tanah seablak-ablak dan koneksi di kantor pemerintahan. Padahal kemarin developer kami sudah mengurus perijinannya dan katanya sudah oke.

Untungnya (typikal Indonesian, dihadapkan pada kondisi apapun masih tetap bisa mencari segi positif), semua masih berada di bawah tanggung jawab developer yang Insya Allah tipe orang yang amanah. Tapi kami belum in touch dengannya, jadi sekarang belum ada kepastian tentang status tanah dan bangunan kami dan bagaimana kelanjutannya. Doakan kami ya friends, semoga semua berjalan lancar dan bisa selesai dengan baik (nulisnya sambil nahan nangis nih...)

3 comments:

Mariskova said...

Ly, gak ngerti gue. Apa hubungannya bangun rumah sama Kamtib sih? Kamtib kan keamanan dan ketertiban, bukan?!
Udah, kirim komplen aja ke surat kabar! Kalopun developernya yang kurang lengkap mengurus prosedur, bukan begitu caranya si orang pemda ngobrak-ngabrik rumah orang! Jangan2 biar pada gak jadi beli disitu kali???

Ully said...

Tulis surat ke koran gak akan nyelesain masalah. Kamtib2 itu disuruh org kelurahan/kecamatan, dgn alasan bangunan kami gak ada Numpang tanya, rumahnya tu para kamtib pada punya imb gak? Trus rmh org2 sekitar rmh gw, yakin gak jg wong empet2an gitu. Alesan aja, supaya dapet duit sogokan. Sebenernya udah dikasih, tp mungkin ada yg gak kebagian, jadi panas gak dapet duit haram. Endonesiaah... Endonesiah.

miaridho said...

mbak, ini sebenernya kasusnya gimana siy? kok gw gak nangkep ya? status IMB nya ato ada masalah sama agrarianya? kok kalo ada developer bisa diobrak-abrik sama kamtib? dedenya udah gede insya Allah 1 juli nanti keluar dia, doakan kami yaa, deg2an booog:D...

jangan sedih lagi Mbak Ull, mudah2an segera ada jalan keluarnya, kan ada Janji-Nya dibalik setiap kesulitan pasti ada kemudahan, gw doain selalu dari jauh yaaa...