Friday, March 27, 2009

My Boy


Reyhan Anindya Untoro lahir pada tanggal 20 Januari 2001 alias 20-01-2001 pada jam 19.55 (sayangnya bukan jam 20.01 ya. Tapi nungguin sampe brojol jam segitu udah dari subuh, je. Masak mo disuruh nunggu dulu sampe pas jam 20.01? Hehehe....) di Rumah sakit Mitra Keluarga Jatinegara (sekarang Mitra Internasional). Dokter yang membantu kelahiran adalah dokter Lilik (dokter yang sama yang ngebantu tanteku melahirkan sepupuku Ryan setahun sebelumnya).

Sejak kecil, kecerdasannya yang diatas rata-rata sudah terlihat. Di umur setahun lebih dia senang sekali menonton VCD kelompok musik Raihan dari Malaysia. Walhasil, di umur kurang dari 2 tahun Reyhan sudah bisa menyanyikan sebagian lagu-lagu yang sering didengarnya di VCD itu dengan nada yang tidak fals. Bahkan untuk lagu shalawat, Reyhan bisa mengikuti irama pukulan rabananya dengan sangat tepat (memakai gendang rabana kecil yang dibelikan nenek karena Reyhan ingin memainkan alat musik yang sama dengan yang dimainkan personel Raihan di VCD tersebut). Di usia kurang dari 2 tahun itu pula Reyhan sudah bisa menghafal dan menyanyikan lagu-lagu anak-anak seperti naik gunung, heli, balonku, ABC, cicak, dll. Kami hitung-hitung jumlahnya sekitar 22 lagu. Dan semua lagu-lagu itu biasanya hanya dipelajari selama beberapa hari. Di malam hari, sebelum tidur, bapaknya mengajarkan dan mengajak Reyhan menyanyi lagu-lagu anak-anak. Satu lagu dapat dia kuasai dalam waktu 2-3 hari saja.

Di usia 2 tahun itu Reyhan juga sudah hafal abjad dan angka. Kemungkinan besar ini terbantu oleh poster-poster abjad-angka yang kami tempelkan di dinding. Sebetulnya kami tidak mengajarkannya secara khusus. Reyhan sendiri yang tertarik melihat poster itu dan bertanya huruf-huruf apa yang ada disana. Dalam waktu kurang dari sebulan, seluruh huruf itu sudah dihafalnya.

Reyhan memenangkan pialanya yang pertama ketika berumur sekitar 2,7 tahun. Waktu itu, ada pertandingan mengenali bentuk yang diadakan oleh Scott Emulsion. Iseng-iseng, saya daftarkan Reyhan ikut pertandingan itu. Dengan penuh semangat dan percaya diri, Reyhan memilih dan menunjukkan semua bentuk yang diminta oleh juru bicaranya. Dan tak disangka, dia menjadi juara 1, mengalahkan banyak anak lain yang bahkan lebih tua darinya dan memenangkan piala, goody bags, dan uang sebesar 250 ribu rupiah. Waaahhh... senangnya. Benar-benar kejutan.

Ketika usia Reyhan 3 tahun, mama dan Reyhan terbang ke Jepang menyusul bapak yang sudah berangkat 6 bulan sebelumnya. Itu adalah perjalanan naik pesawat yang pertama kali buat Reyhan. Karena pesawat yang dinaiki adalah MAS (Malaysian Air), jadilah kami harus transit di KL dulu. Sebelumnya mama sempat khawatir juga karena baru kali ini pergi sendirian membawa anak dan untuk jarak yang lumayan jauh pula (ke negeri orang, naik pesawat terbang). Tapi syukur Alhamdulillah tidak ada kesulitan sama sekali yang dialami selama dalam perjalanan. Sebagian besar waktu kami habiskan untuk tidur karena itu memang night flight. Sampai di Jepang jam 6 pagi, tapi bapak baru muncul sekitar jam 9 pagi untuk menjemput kami. Alasannya, rumahnya jauh dari airport, jadi perjalanan dengan kereta api dari rumah ke airport memakan waktu cukup lama.

Tempat tinggal kami yang pertama di Jepang adalah di kota saitama, tepatnya di minami-yono, apartemen Bell Height. Bapak memilih apartemen ini dengan beberapa pertimbangan. Salah satunya adalah karena di gedung itu tinggal satu keluarga Jepang yang memiliki 3 orang anak kecil yang usianya kira-kira sama dengan Reyhan. Bapak memperkirakan bahwa anak-anak itu bisa menjadi teman bermain Reyhan selama di Jepang. Dan ternyata bapak benar. Kami jadi berteman akrab dengan keluarga itu, keluarga Sakaji. Ketiga anak mereka: Kazuki, Gun dan Sugemi menjadi teman bermain Reyhan sehari-hari. Bahkan tak jarang kami bermain di apato mereka yang penuh dengan mainan anak-anak. Kadang-kadang, ketika bapak sedang kuliah di kampus, Mama dan Reyhan pergi berbelanja di supa dibawah stasiun kereta api minami-yono. Biasanya Mama menyempatkan menemani Reyhan bermain di taman kecil di seberang supa itu. Di saat-saat seperti itu, menikmati matahari yang hangat dan udara segar, menonton Reyhan berlarian di taman atau bermain pasir, merupakan saat-saat yang paling membahagiakan buat mama. Dan mama rasa buat Reyhan juga.

Photobucket
Jepang memang tempat yang sangat baik untuk membesarkan anak. Udaranya relatif lebih bersih daripada Jakarta dan banyak sekali taman bermain yang dekat dari rumah. Di sana, anak-anak bisa bebas bermain bermacam-macam mainan seperti slide, seesaw, ayunan, rides, dan pasir. Letaknya pun biasanya jauh dari jalan raya, sehingga kita tak perlu khawatir ada kendaraan umum yang mengebut (walau ini juga jarang ditemui di jalan raya) atau anak yang menyelonong lari ke jalan raya. Kebanyakan orang mengendarai sepeda, jadi polusi udara lebih sedikit dan badan lebih sehat.

Belum setahun tinggal di Minamiyono, bapak memutuskan untuk pindah ke dorm kampus di Honjo. Kata bapak, di Honjo biaya sewanya lebih murah. Selain itu, tak perlu memikirkan bayaran gas dan listrik karena hanya dikenakan tambahan 5 ribu yen dan pemakaian bisa sepuasnya. Walau Mayumi Sakaji terlihat sangat berat dengan kepindahan kami dan berusaha ‘membujuk’ mama untuk membatalkannya, tapi berhubung kondisi keuangan yang menipis, jadilah kami tetap pindah ke Honjo.

Kondisi di Honjo jauh lebih sepi daripada di minami-yono. Teman-teman dari Indonesia juga cuma ada 2, berbeda dengan di Minami yono dimana mama punya ‘genk’ pengajian ibu-ibu saitama. Tapi memang biaya hidup lebih murah, dan pengeluaran lebih kecil. Diluar itu, kondisi secara keseluruhan hampir sama. Oya, Waseda menyediakan mobil yang bisa mengantarkan kita dari kampus Honjo ke kampus tokyo. Jadi kalau mau ke tokyo, tak perlu mengeluarkan uang untuk ongkos kereta (yang lumayan mahal, sekitar 1000 yen per orang, karena lokasi Honjo yang jauh). Di honjo juga ada taman yang lumayan besar dengan mainan yang lebih banyak dibanding taman-taman di Minami-yono. Di taman Honjo ini ada perosotan yang tingiiiiiiiiiii sekali. Mama saja jadi agak ngeri melihatnya karena kok tinggi sekali ya. Tapi, once again, walau tinggi begitu, sama sekali tidak membahayakan. Pembuatnya sudah merancang sedemikian rupa hingga pada waktu sang anak (atau siapapun yang naik perosotan itu) mendekati bagian bawahnya, kecepatannya sudah sangat jauh berkurang hingga akhirnya berhenti sebelum mencapai bibir perosotan. Benar-benar sangat mengutamakan keselamatan anak-anak. Demikian pula mainan yang lainnya, dirancang sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan bagi anak-anak yang menikmati mainan-mainan itu. Singkat kata, Jepang memang surga bagi orangtua dan anak.

2 bulan di Jepang, mama hamil anak kedua, si adek. Ketika kehamilan masuk bulan ke-8, mama pulang ke Indonesia, once again hanya berduaan dengan Reyhan. Perjalanan pulang berlangsung lancar. Di bulan Desember 2004, sebulan sebelum Reyhan berusia 4 tahun, lahirlah adiknya yang kami beri nama Fayza Yukika Untoro. Mama yang memilihkan nama ini. Fayza artinya successful. Yukika artinya snow flower (yuki artinya snow, ka artinya bunga. Bunga salju sebetulnya tidak ada, tapi kiasan orang jepang untuk snow flakes yang bentuknya kadang menyerupai bunga). Mama sengaja memilih nama ini karena mama sangat menyukai salju, dan adik lahir di bulan Desember, which is a winter season in Japan. Menurut cerita bapak, sekitar tanggal kelahiran adik itu turun salju yang cukup banyak di Honjo, hingga menutupi tanah sekitar 5-7 cm! Wah, sayang sekali mama dan Reyhan tidak ada di sana, jadi tak melihatnya deh. Tapi tak apa, karena ketika kami kembali ke Jepang di Bulan Februari (kali ini bersama bapak yang baru menyelesaikan penelitian di Lombok dan Fayza yang baru berumur 1 bulan), masih ada sedikit2 hujan salju yang turun jadi Reyhan bisa bermain salju juga.

Bulan maret akhir, kami pergi bermain ski di Nakazato resort, Gunma. Cukup 2 kali perjalanan naik kereta, walau agak lama juga perjalanannya. Sayangnya cuaca waktu itu kurang baik, sedang ada badai salju. Tapi Reyhan tak peduli, terus saja bermain salju sepuasnya. Hanya adik yang kasihan, tak tahan dengan dinginnya jadi menangis terus. Di bulan april, ketika hampir musim Sakura, kami sekeluarga pergi ke Osaka-Kyoto-Nagoya. Perjalanannya cukup berkesan, walau lumayan berat karena membawa dua anak balita. Hebatnya, anak2 itu senang-senang saja selama perjalanan dan tidak sakit walau perjalanan cukup melelahkan dan cuaca masih lumayan dingin. Sepulang dari sana (seminggu kemudian), malah mama dan bapak yang sakit kecapekan.

Bulan September akhir tahun 2005, kami kembali ke Indonesia. Bulan Oktober kami mulai mengontrak rumah di daerah Pondok Duta, Depok. Kebetulan tak jauh dari situ ada Tk dan SD Pondok duta. Mengingat umur Reyhan yang hampir 5 tahun, mama coba daftarkan di TK Pondok Duta. Dan Alhamdulillah diterima di TK B, karena Reyhan sudah mengenal abjad dan angka. Tapi Ibu kepala sekolah sempat memberi warning pada mama bahwa kalau di bulan Juni nanti Reyhan belum siap untuk masuk SD, maka akan mengulang di TK B. Mama setuju saja, karena mama yakin dengan kemampuan Reyhan. Dan ternyata benar, Reyhan tak mendapat masalah berarti selama mengikuti pelajaran di TK dan bisa lulus bersama teman-teman sekelasnya. Ketika menjalani tes masuk SD-pun Reyhan bisa mengerjakan semuanya dengan baik, dan akhirnya diterima di SD Pondok Duta.

Mendekati akhir tahun ajaran ketika Reyhan kelas 1, kami membeli dan membangun sebuah rumah di daerah Jagakarsa, dekat rumah nenek. Pertimbangannya supaya mudah bagi nenek-inyik kalau mau menjenguk cucu dan juga mudah bagi kami menitipkan anak-anak pada neneknya. Ketika Reyhan kelas 2, di bulan November 2007, kami pindah ke rumah baru itu. Berhubung tanggung, jadilah setiap pagi bapak harus mengantarkan Reyhan ke SD Pondok Duta dulu sebelum ke kantor. Akhirnya bapak tak sanggup, dan kami berusaha mencarikan sekolah yang lebih dekat ke rumah untuk Reyhan. Lalu kami menemukan SDIT An-Nuriyah di dekat rumah, tempat anak salah satu tetangga juga bersekolah. Lalu di bulan Januari 2008 Reyhan mulai bersekolah di SDIT An-Nuriyah.

Sekarang Reyhan sudah duduk di kelas 3 walau usianya baru 8,5 tahun. Alhamdulillah Reyhan tidak menemui kesulitan berarti dalam belajar, bahkan nilai-nilainya cenderung sangat baik. Kemarin dia baru menunjukkan hasil ulangan-ulangan hariannya yang dikumpulkan oleh bu guru, dan sebagian besar ulangan itu mendapat nilai 100. Hanya beberapa yang mendapat nilai 95 dan hanya 1 kalau tak salah yang mendapat nilai 85. Bukan main, anak mama. Padahal pelajarannya pun tak bisa dipandang enteng. Sebagai mantan guru bahasa Inggris, terus terang mama agak terkejut ketika melihat materi pelajaran bahasa Inggris di SD itu, sudah sangat maju. Kalau boleh jujur, materi yang dipelajari Reyhan itu dulu diajarkan pada murid basic 4 di LIA. Bahasa arabnya pun sulit. Adik mama, Om Afi, yang sedang memperdalam bahasa Arab, terkejut ketika melihat buku pelajaran bahasa Arab Reyhan. Menurutnya, materinya sangat advanced. Dan menurut mama juga begitu, karena sedikit banyak dulu mama pernah belajar bahasa arab tapi di SMP! Nah, pelajaran Reyhan sekarang itu kira-kira setara dengan pelajaran di SMP kelas 3 mama dulu. Belum lagi materi pelajaran komputer dan matematika. Kadang mama kasihan juga melihatnya yang sudah harus menghadapi sekian banyak materi pelajaran sulit. Tapi apa mau dikata, memang sudah seperti itulah kurikulum SD jaman sekarang.

Disamping kecerdasan yang cukup tinggi, Reyhan terlihat memiliki minat terhadap ilmu pengetahuan dan teka-teki. Dia senang sekali membaca buku-buku mengenai percobaan-percobaan ilmiah. Komputer juga merupakan salah satu pelajaran kesukaannya, karena dia bisa belajar bagaimana menciptakan gambar-gambar dan hal baru lainnya memakai program komputer. Terus terang mama senang sekali melihat kecenderungan ini. Kami berusaha memenuhi permintaannya selama kami sanggup dan memang merangsang daya pikirnya (kalau Reyhan minta dibelikan komik, biasanya mama alihkan ke buku ilmu pengetahuan). Kalau sedang membaca buku percobaan ilmiah, Reyhan terlihat sangat serius dan ingin segera mencobanya sendiri. Disini terlihat karakternya yang tekun dan memiliki rasa keingin tahuan yang besar, jadi kami rasa Reyhan akan cocok menjadi seorang researcher atau peneliti.

Karakter lainnya yang juga terlihat adalah dia cenderung betah tinggal di rumah, atau punya sifat rumahan. Selain itu, rasa percaya dirinya yang kurang membuatnya tidak nyaman kalau berhadapan dengan orang baru, dan cenderung menarik diri dari pergaulan. Ini artinya kami mungkin jangan mengarahkan Reyhan untuk berkiprah di bidang yang mengharuskannya untuk bertemu dengan banyak orang seperti diplomat atau manajer, tapi ke bidang-bidang yang membutuhkan konsentrasi dan daya nalar yang baik seperti peneliti, dokter spesialis, dosen, ilmuwan, dst.

Catatan ini mama buat untuk bahan pertimbangan dan alat bantu bagi Reyhan jika tiba masanya Reyhan harus memutuskan jurusan apa yang harus dipilihnya dan bidang apa yang harus ditekuninya. Semoga pengamatan mama ini benar dan bisa membantu sehingga Reyhan tidak salah memilih masa depan. Amiiin.

Tulisan diatas mama buat kemarin. Hari ini, mama menemukan tulisan di bawah ini. And guess what, ternyata pengamatan mama gak jauh beda dengan pemaparan di bawah!

Name: Reyhan Anindya

There are 13 letters in your name.
Those 13 letters total to 67
There are 5 vowels and 8 consonants in your name.

Your number is: 4

The characteristics of #4 are: A foundation, order, service, struggle against limits, steady growth.

The expression or destiny for #4:
Order, service, and management are the cornerstones of the number 4 Expression. Your destiny is to express wonderful organization skills with your ever practical, down-to-earth approach. You are the kind of person who is always willing to work those long, hard hours to push a project through to completion. A patience with detail allows you to become expert in fields such as building, engineering, and all forms of craftsmanship. Your abilities to write and teach may lean toward the more technical and detailed. In the arts, music will likely be your choice. Artistic talents may also appear in such fields as horiculture and floral arrangement, as well. Many skilled physicians and especially surgeons have the 4 Expression.

The positive attitudes of the 4 Expression yield responsibility; you are one who no doubt, fulfills obligations, and is highly systematic and orderly. You are serious and sincere, honest and faithful. It is your role to help and you are required to do a good job at everything you undertake.

If there is too much 4 energies present in your makeup, you may express some of the negative attitudes of the number 4. The obligations that you face may tend to create frustration and feelings of limitation or restriction. You may sometimes find yourself nursing negative attitudes in this regard and these can keep you in a rather low mood. Avoid becoming too rigid, stubborn, dogmatic, and fixed in your opinions. You may have a tendency to develop and hold very strong likes and dislikes, and some of these may border on the classification of prejudice. The negative side of 4 often produces dominant and bossy individuals who use disciplinarian to an excess. These tendencies must be avoided. Finally, like nearly all with 4 Expression, you must keep your eye on the big picture and not get overly wrapped up in detail and routine.

Your Soul Urge number is: 8

A Soul Urge number of 8 means:
With an 8 soul urge, you have a natural flair for big business and the challenges imposed by the commercial world. Power, status and success are very important to you. You have strong urges to supervise, organize and lead. Material desires are also very pronounced. You have good executive abilities, and with these, confidence, energy and ambition.

Your mind is analytical and judgment sound; you're a good judge of material values and also human character. Self-controlled, you rarely let emotions cloud judgment. You are somewhat of an organizer at heart, and you like to keep those beneath you organized and on a proper track. This is a personality that wants to lead, not follow. You want to be known for your planning ability and solid judgment.

The negative aspects of the 8 soul urge are the often dominating and exacting attitude. You may have a tendency to be very rigid, sometimes stubborn.

Your Inner Dream number is: 5

An Inner Dream number of 5 means:
You dream of being totally free and unrestrained by responsibility. You see yourself conversing and mingling with the natives in many nations, living for adventure and life experiences. You imagine what you might accomplished.

No comments: