Last week, when I didn't have any translation work, I finally was able to finish the cake pamphlete. The project was started several months ago, but I never got enough time to finish it. So finally, I could concentrate on that. And it finally finished.
For those who were familiar with Photoshop or Corel Draw, it must seem so unsignificant. But for me, who had never had any education in that field whatsoever, this was a struggle. After so many trials and errors, I could finally figure it out.
It was rather simple, actually. I just put several pictures and arranged them in circle. First, I got to choose the pictures. After that, measured them so that it would fit the page. The problem was, the pictures have different sizes. So I have to crop them into same size. Even after that, I couldn't get them into an exactly same size. I didn't know where my mistake was. After much sweating and swearing, I finally gave up. That's the best I could do, though there were so many flaws in it.
And.... Here it is.
Namanya juga amatir, jadi ya serba sederhana. Baik kue-kuenya maupun brosurnya. Tapi buat saya yang awalnya buta sama sekali tentang masakan, kue-kue apalagi kue berhias seperti itu, ini adalah prestasi yang lumayan besar. Dari yang nggak tahu apa bedanya lengkuas, jahe dan kencur (kl kunyit sih tahu lah karena warnanya kuning) atau bedanya ketumbar dan lada hingga hampir setiap hari disuruh nyokap nyiumin itu bumbu-bumbu, sampai akhirnya bisa bikin macam-macam jenis masakan. Dari yang gak tau definisi margarin dan butter, sampai bisa menjual kue hasil bikinan sendiri dengan hasil yang tidak mengecewakan. Narsis nggak sih kalo dibilang I am proud of myself?
Serius. Sampai punya anak satu, kalau ada yang nanya sama nyokap apakah saya bisa masak, pasti akan dijawab tidak. Trus, waktu udah tinggal di jepang, neneknya reyhan itu bulak balik nelpon dengan pertanyaan yang sama: Reyhan udah makan? Pakai apa? Enak? Emang mama bisa masak itu? Ampyuuunnnn....
Tapi semua jadi memacu saya untuk membuktikan kemampuan diri saya. Karena itu, saya bersyukuuuurrr sekali dapat kesempatan tinggal di negeri seberang yang mayoritas penduduknya non-muslim, jadi mau tidak mau harus terbiasa masak makanan sendiri. Juga karena negara itu adalah negara maju, maka fasilitas internet broad band adalah salah satu kemudahan yang saya dapat sehingga saya bisa browsing ke banyak situs dan belajar dari sana. Salah satunya adalah belajar memasak. Sebagian orang yang berjasa membangkitkan semangat belajar saya adalah almarhumah Inong, Riana, dan tentu saja, my dear Hubby. Masih terngiang rasanya pujiannya di depan salah seorang teman waktu saya berhasil membuatkan makanan yang ia suka (karena terus terang, dia termasuk jenis yang pelit memberi pujian secara lisan). Selain itu juga teman-teman di Saitama seperti Dewi dan Mia yang secara langsung atau gak langsung banyak membantu dalam segala hal. Thank you dears. Without you, I couldn't have come this far.
Jadi, langkah pertama tercapai. Gebrakan selanjutnya, tunggu saja :D
Tambahan: Setelah brosur ini jadi, saya beranikan diri untuk mengirimnya ke beberapa teman dekat. Ternyata benar dugaan saya, banyak yang memberi komentar. Tapi, ada satu kesamaannya. Seperti dugaan saya, gak ada yang pesan kue. Semuanya cuma pesan sampelnya aja biar gratis. Hehehe...
3 comments:
Namanya juga usaha. Boleee dong gratisssan... :D
eeehh dah mulai terima pesanan??
gile benerrr...
hebat deh elo ly!!
semoga usahanya lancar ya say...
amienn
blogskin itu gw dapat dari temen blogger namanya NIken, gw sendiri bukannya nggak bisa tapi gaptek abisss...elo minta tolong sama gege aja yg di KL...dia itu punya web yang khusus template yg gampang di donload
elo berarti harus buka web masakan elo loh ly...biar bisa beli online !
sekali lagi omedetou!!
Mau dong kuenya.....
enak ga sih..?
wakakaka.. *kaburrr takut ditimpuk kue...
Post a Comment