Reyhan dan sepeda barunya
Anakku yang pertama namanya Reyhan Anindya Untoro. Tanggal 20 januari lalu, dia tepat berumur 5 tahun. Tapi, berdasarkan permintaannya, pada perayaan ulang tahun kali ini kami malah tidak mengundang siapa-siapa, keluarga sekalipun. Jadilah ultahnya yang ke-5 ini hanya dirayakan oleh kami berempat dirumah. Yang unik, semua ultahnya selama ini dirayakan ditempat yang berbeda-beda. Ultah pertama di rumah jl. Cucakrawa, yang ke-2 dirumah kung-nya di Sawo kecik, yang ke-3 di apato Minami-yono di jepun sana, yang ke-4 di rumah Inyik di Lenteng Agung, dan yang ke-5 ya di rumah Pondok Duta ini.
Walaupun baru berumur 5 tahun, Reyhan selalu sudah tahu apa yang dia mau. Dan ingatannya juga kuat, jadi kalau sudah diberi janji, harus ditepati karena pasti akan diingatnya terus. Reyhan juga selalu senang membantu jika mamanya meminta tolong, terutama kalau dimintai tolong mengambilkan sesuatu. Mungkin ini ditimbulkan juga dari karakternya yang tidak bisa diam, maunya selalu bergerak kesana kemari.
Dulu, sebelum menikah, aku dan Mas pernah berencana untuk menunda punya anak dulu. Maklum, sebelum pacaran kami sama sekali tidak saling mengenal. Jadi masa pacaran yang cuma 1 tahun itu rasanya kok kurang yaa.... hehehe. Tapi ternyata Allah berkehendak lain. Sebulan setelah menikah, aku hamil. Pada awalnya, kehamilan itu kami terima dengan rasa was-was. Banyaaakkkk sekali kekhawatiran dan ketidak pede-an karena kurangnya ilmu pengetahuan yang ada pada kami. Tapi, sejalan dengan semakin besarnya janin diperutku, ternyata semua kekhawatiran itu berangsur-angsur sirna, berganti dengan rasa bahagia dan takjub. Bahagia, karena Allah mempercayakan nikmatnya yang begitu besar kepada kami. Takjub, karena ada mahluk mungil yang sedang tumbuh didalam diriku. Semakin besar usia kandungan, semakin aktif juga pergerakannya. Tidak jarang tiba2 seperti ada dengkul atau kaki yang menonjol dari perutku. Semakin sulit juga rasanya untuk tidur, karena diwaktu malam hari, pergerakannya semakin aktif. Waktu itu aku sudah punya feeling, sepertinya anak ini nantinya akan menjadi anak yang aktif dan tidak bisa diam.
Akhirnya, tibalah hari2 menjelang persalinan. Namun, sampai tanggal yang diperkirakan oleh dokter, bayiku tidak juga lahir. Dokter masih memberikan waktu beberapa hari lagi untuk persalinan secara normal. Tapi malam harinya, sepulang dari check-up, tiba2 aku merasakan gatal2 yang amat sangat disekujur tubuhku. Tak henti-hentinya aku menggaruk semua bagian tubuh, tapi gatal2 itu tak juga hilang. 2 hari 2 malam aku tidak bisa tidur karena gatal2 itu, sementara Mas dengan enaknya ngorok disebelahku (sebeeeelllll banget rasanya, ngeliat orang enak tidur sementara aku sendiri sedang kegatalan). Akhirnya, dihari ke-3, aku kembali ke dokter karena sudah tak tahan dan sudah mulai pilek akibat tidak bisa tidur. Ternyata, ketika diperiksa dokter, sudah ada bukaan 1 cm. Namun dokter masih menyuruhku pulang malam itu, dan kembali keesokan harinya untuk menjalani persalinan.
Hari sabtu tanggal 20 januari 2001 jam 7 pagi, aku masuk rumah sakit dengan bukaan 2 cm. Tak lama kemudian, aku diinfus perangsang mulas. Namun, walaupun sudah mulas2 dan infus sudah habis, ternyata bukaannya hanya bertambah jadi 4 cm. Begitu terus sampai jam 4 sore, walaupun aku sempat istirahat juga waktu infusnya sudah habis. Jam 6 sore, bukaan bertambah jadi 8 cm. Infus ke-3 dipasang. Akhirnya, sekitar jam setengah 8 malam, baru bukaan sempurna 10 cm. Mulailah proses kelahiran Reyhan, dimana aku sempat menendang sang dokter Lita (maaf ya dok, maklum, belon ngerti cara ngejan yang baik dan benar). Dan akhirnya, jam 19.55, lahirlah putra pertama kami yang lalu kami beri nama Reyhan Anindya Untoro. Reyhan berarti orang yang dicintai dan selalu dilindungi Allah, Anindya artinya sempurna, dan Untoro adalah nama belakang bapaknya yang artinya yang menyukai kesempurnaan.
3 hari kemudian, aku dan Reyhan siap meninggalkan rumah sakit. Sebelum pulang, seorang suster memberikan informasi2 mengenai cara perawatan bayi dan susu yang harus diberikan. Sambil menerangkan hal2 itu, suster tsb memberikan foto Reyhan yang diambil oleh pihak rumah sakit beberapa saat setelah dia lahir. The moment I saw the picture, I was speechless! I was blinded and deaf to everything but the most handsome baby I ever laid my eyes on. I even forgot to breathe for several seconds. Mungkin ini pengaruh rasa sentimental ibu baru ya, tapi waktu itu rasanya gak ada bayi lain yang lebih ganteng dari Reyhan. Dan itu adalah kali pertama (dan mungkin terakhir) dalam hidupku dimana aku terpana sampai tidak bisa bernafas dan tidak mendengar ocehan suster didepanku dikarenakan seorang laki-laki (sorry ya mas....).Sayang fotonya masih berbentuk hard copy. Nanti deh, kl udah bisa dimasukin komputer, akan dipajang di blog ini.
Begitulah kejadian 5 tahun yang lalu. Sekarang, anakku yang ganteng dan pintar itu sudah tumbuh menjadi anak yang lincah dan cerdas, sudah bersekolah di TK B TK Islam Pondok Duta, sudah mulai bisa membaca dan berhitung, bisa membantu orangtua, bisa menjaga adiknya, mudah memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain, senang bermain dengan teman-temannya, dan sangat mencintai keluarganya terutama mamanya (dia paling takut kalau aku sudah mengancam akan menangis kalau ia sedang nakal, dan langsung menghentikan kenakalannya itu). Selamat ulang tahun ya nak, semoga engkau tumbuh jadi manusia yang shaleh, mencintai dan dicintai Allah sesuai namamu, mencintai keluarga dan dicintai semua orang, berguna bagi masyarakat dan agamamu, serta sukses baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Amiiiinnnn.